Laporan Praktek Pengalaman Lapangan BK



BAB I
MASALAH-MASALAH YANG DIALAMI
 SELAMA PELAKSANAAN PPL

Program Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan mata kuliah yang harus dilaksanakan oleh seluruh mahasiswa semester VII program kependidikan IKIP PGRI Semarang, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang telah diperoleh di bangku Kuliah, terutama mata kuliah micro teaching. Dengan adanya pelatihan tersebut, maka mahasiswa praktikan akan mendapatkan pangalaman dan keterampilan dalam mengajar yang kelak akan berguna bagi mahasiswa praktikan atau mahasiswa calon guru ketika benar-benar menjadi guru.
Selain itu PPL (Praktik Pengalaman Lapangan) memberikan manfaat yang besar bagi praktikan karena dengan adanya PPL praktikan menjadi lebih tahu tentang aplikasi dan penerapan Bimbingan dan Konseling yang sesungguhnya berada dilapangan, apakah sesuai dengan teori yang ada atau berbanding terbalik dengan teori, semuanya akan diketahui setelah mahasiswa melaksanakan PPL.
Namun dalam pelaksanaan PPL (Praktik Pengalaman Lapangan) Mahasiswa praktikan mengalami berbagai masalah atau kendala di sekolah latihan. Berbagai masalah tersebut antara lain: dalam penyusunan SATLAN, latihan praktik pelayanan, bimbingan dan konseling, extrakurikuler, partisipasi sekolah latihan, dan proses bimbingan dengan guru pamong dan dosen pembimbing, serta masalah-masalah lain.

  1. Penyusunan Satuan Layanan (SATLAN)
Sebelum menyusun satuan layanan (SATLAN) praktikan menyebarkan DCM kepada siswa, DCM yang digunakan  mengacu kepada IKMS, dimana di dalamnya terdapat item yang memuat permasalahan siswa, DCM yang telah tersebar kemudian dianalisis agar kebutuhan-kebutuhan siswa dapat terlihat dan penyebaran DCM ini bertujuan agar satuan layanan yang terprogram sesuai dengan kebutuhan siswa, sehingga materi layanan yang diberikan dapat  tepat sasaran atau dengan kata lain program yang akan dibuat mengacu pada masalah- masalah yang di hadapi oleh para siswa serta kebutuhan-kebutuhan siswa (need assesment) yang di peroleh melalui aplikasi instrumentasi yang telah dilakukan oleh praktikan, hal ini dilakukan agar program BK yang akan dibuat dapat sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Kemudian Dalam memberikan materi layanan Bimbingan dan Konseling, praktikan harus menyusun satuan layanan (SATLAN) bimbingan dan konseling yang mengacu pada program layanan BK yang telah praktikan buat seperti: program tahunan, semesteran, bulanan, mingguan dan harian, sebagai syarat kelengkapan administrasi BK dan untuk mengetahui tujuan apa yang akan dicapai oleh guru pembimbing.
Dalam penyusunan satuan layanan (SATLAN) bimbingan dan konseling praktikan menemukan kesulitan dalam menganalisis DCM IKMS karena DCM IKMS merupakan instrumen yang baru dan belum pernah dijumpai oleh praktikan sebelumnya dibangku kuliah. IKMS merupakan suatu jenis intrumen Software yang apabila dianalisis akan langsung muncul program-program Bimbingan dan Konseling, baik program tahunan, semesteran, bulanan mingguaan, harian beserta satlan dan satkungnya. Secara  sepintas IKMS terlihat sangat mudah dan instan namun dalam pengoprasianya bisa dikatakan cukup sulit karena membutuhkan ketekunan dan ketelitian yang tinggi, disini praktikan harus mempelajari sendiri tentang bagaimana cara mengoprasikan penggunaan instrumen IKMS, praktikan harus benar-benar memahami dan benar-benar mencermati petunjuk pengoprasian IKMS, apabila dalam menganalisis IKMS membuat kesalahan sedikit saja bisa berakibat fatal, jadi dalam menganalisis benar-benar membutuhkan ketelitian dan kecermatan yang tinggi. Ketika menganalisis, praktikan menjumpai kendala yang cukup sulit karena ketika menganalisis tidak muncul program-programnya atau programnya eror sehingga membuat praktikan harus bolak-balik dalam menganalisis IKMS, hal itu terjadi karena praktikan kurang jeli, teliti dan kurang begitu menguasai serta memahami petunjuk pengolahan atau pengoprasian IKMS.

  1. Latihan Praktik Mengajar
Praktik mengajar merupakan bagian inti dan jantungnya PPL(Praktik Pengalaman Lapangan) yang harus dijalankan dan dipraktikan oleh mahasiswa peserta PPL(Praktik Pengalaman Lapangan) sebagai bentuk atau bahan pembelajaran yang paling utama bagi mahasiswa dan sebagai wadah untuk menjadikan mahasiswa sebagai guru yang profesional. Dalam mengajar diperlukan suatu persiapan yang benar-benar matang, baik persiapan dari segi fisik, psikis, penguasaan terhadap materi dan metode pengajaran. Mahasiswa dituntut supaya benar-benar menguasai semua metode-metode dalam mengajar, mampu menguasai kelas dan mampu menguasai materi.
Namun dalam pelaksanaan Latihan Praktik Mengajar, praktikan menjumpai beberapa hambatan dalam memberikan layanan Bimbingan dan Konseling kepada siswa, dikarenakan di tempat praktikan mengajar tidak terdapat jam BK untuk masuk kelas sehingga praktikan sangat kesulitan dalam memberikan layanan BK, bererapa hambatan yang dijumpai antara lain:
1.      Kesulitan dalam mencari jam untuk melaksanakan layanan bimbingan klasikal sehingga mengakibatkan praktikan tidak maksimal dalam memberikan layanan Bimbingan dan Konseling, terutama layanan- layanan BK yang harus menggunakan format klasikal seperti layanan orientasi, informasi, penguasaan konten dan penempatan penyaluran.
2.      Kesulitan dalam melaksanakan layanan Bimbingan kelompok, dikarenakan praktikan sulit untuk membuat kelompok siswa yang secara sukarela untuk mengikuti layanan bimbimgan kelompok.
3.      Kesulitan dalam melaksanakan layanan konseling kelompok, ini dikarenakan praktikan tidak begitu mengetahui permsalahan yang sedang dihadapi oleh siswa, hal ini disebabkan karena praktikan jarang bertatap muka dengan siswa sehingga praktikan tidak begitu mengetahui karakteristik siswa asuh dan permasalahan-permsalahan yang sedang dihadapi oleh siswa.
4.      Dalam melaksanakan layanan konseling individu, praktikan dalam melakukan konseling bisa dikatakan belum berhasil karena siswa yang mengikuti layanan konseling individu datang kepada praktikan bukan atas dasar suka rela atau keinginan dari dalam diri, tetapi melainkan paksaan dari guru BK untuk melakukan konseling kepada praktikan. Hal ini mengakibatkan siswa sangat tertutup dengan praktikan atau dengan kata lain siswa tidak terbuka dalam menceritakan masalah yang sedang dihadapinya, sehingga membuat praktikan sangat kesulitan dalam melakukan layanan konseling individu.
5.      Tidak melaksanakan semua layanan pendukung BK, hal ini disebabkan karena ditempat praktikan mengajar tidak dijumpai permasalahan atau kasus siswa yang memerlukan home visit dan alih tangan kasus.
6.      Dalam Latihan Praktik Bimbingan Klasikal, terkadang praktikan merasa grogi jika ada siswa yang tidak memperhatikan (kurang bisa menguasai kelas).
7.      Mengalami kesulitan dalam menentukan materi yang akan disampaikan kapada siswa
8.      Selain itu terkadang praktikan juga mengalami kesulitan dalam tahap pengembangan materi yang disampaikan kepada siswa.

  1. Bimbingan Belajar/ Ekstrakulikuler
1.      Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar merupakan program bimbingan yang dilaksanakan oleh pendidik atau pengajar ketika proses kegiatan belajar mengajar berlangsung. Bimbingan belajar antara guru mapel dan guru BK sangat jauh berbeda baik dari segi kontekstual maupun dari segi operasionalnya. Bimbingan Belajar yang diberikan oleh guru BK berupa bimbingan-bimbingan yang mengarah kepada perkembangan siswa sehingga pada akhirnya siswa mampu atau dapat berkembang secara optimal. Wujud atau bentuk bimbingan yang diberikan oleh guru BK berupa layanan-layanan BK dan ekstrakurikuler sebagai wadah bagi perkembangan siswa. Bimbingan belajar yang dilakukan oleh praktikan adalah konseling individu, bimbingan kelompok maupun konseling kelompok, untuk proses bimbingan dilaksanakan di ruang kelas ataupun tempat-tempat yang dianggap nyaman untuk bimbingan.
Hambatan-hambatan yang dijumpai oleh praktikan ketika melakukan bimbingan belajar adalah meyakinkan siswa untuk mengikuti bimbingan belajar, kebanyakan siswa kurang tertarik mengikuti bimbingan belajar yang diberikan oleh BK, karena siswa tidak tahu tentang layanan-layanan BK.

2.      Ekstrakurikuler
Ekstrakurikuler merupakan bimbingan belajar yang diberikan diluar jam pelajaran atau diluar KBM, ekstrakurikuler sebagai wujud yang berfungsi untuk pengembangan siswa. Ada berbagai macam ekstrakurikuler yang dapat didikuti oleh siswa, siswa dapat memilih ekstrakurikuler yang disukainya.
Dalam pelaksanaan PPL, mahasiswa praktikan juga diwajibkan untuk mengikuti salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMA Negeri 8 Semarang, salah satunya adalah PRAMUKA. Dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut, ada permasalahan yang dihadapi praktikan antara lain ketika praktikan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, mahasiswa praktikan lebih sering hanya mengawasi saja sehingga mahasiswa praktikan kurang dapat berpartisipasi secara maksimal.

  1. Partisipasi di Sekolah Latihan
Keikutsertaan mahasiswa praktikan di sekolah latihan merupakan salah satu kewajiban yang harus dilakukan selama melaksanakan praktik pengalaman lapangan (PPL), selama pelaksanaan praktik pengalaman lapangan berlangsung, mahasiswa praktikan berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang telah terprogram di sekolah. Kegiatan-kegiatan tersebut berupa piket gerbang, piket kantor dan  partisipasi dalam mengikuti kegiatan menyambut hari jadi SMA Negeri 8 Semarang dan menyambut HUT RI antara lain kegiatannya adalah jalan sehat, lomba-lomba dan bakti sosial, Selain mengikuti kegiatan tersebut, mahasiswa praktikan juga diikutsertakan dalam kegiatan ramadhan seperti mendampingi siswa untuk bertadarus sebelum KBM dimulai dan  mendampingi siswa mengikuti pesantren kilat,
Dalam partisipasi di sekolah, praktikan juga menjadi petugas menggantikan guru yang tidak masuk atau mengisi jam-jam yang kosong untuk memberikan tugas kepada siswa yang dititipkan guru, mendata siswa yang terlambat, mengikuti rapat koordinasi, senam pagi/aerobic dan membantu sekolahan dalam mempersiapkan untuk AKREDITASI. Dalam hal ini, praktikan hanya mempunyai sedikit kendala yaitu pada waktu mengisi atau menggantikan guru yang tidak masuk, siswa terkadang menyepelekan dan meremehkan praktikan.  
  
  1. Proses Bimbingan dengan Guru Pamong dan Dosen Pembimbing.
Proses bimbingan baik dengan guru pamong maupun dengan dosen pembimbing merupakan hal yang sangat penting dan sangat dibutubuhkan oleh seorang mahasiswa praktikan. Karena dengan adanya hal tersebut, akan sangat menbantu kelancaran kegiatan PPL.
Dalam proses bimbingan dengan guru pamong praktikan tidak menjumpai hambatan-hambatan. Di dalam proses bimbingan dengan guru pamong tidak ada masalah, guru pamong sangat ramah dan sabar dalam membimbing praktikan. Frekuensi bimbingan terhadap guru pamong lebih banyak dibandingkan dengan dosen pembimbing. Sedangkan dengan dosen pembimbing praktikan menjumpai kendala dalam proses bimbingan. Kurangnya bimbingan dengan dosen pembimbing, merupakan salah satu masalah yang dihadapi oleh praktikan.

 
BAB II
FAKTOR PENYEBAB
DARI MASALAH YANG DIHADAPI

Faktor penyebab dari masalah yang dihadapi adalah masalah penyesuaian diri pratikan di SMA Negeri 8 Semarang karena harus memadukan teori yang didapatkan diperkuliahan untuk dapat disesuaikan dan diterapkan di sekolah latihan, dan seperti kita ketahui bahwa kebanyakan teori yang ada tidak sesuai dengan apa yang ada dilapangan.
Adapun faktor-faktor yang menjadi penyebab praktikan mengalami hambatan-hambatan dalam proses pelaksanaan PPL di SMA N 8 Semarang.

  1. Penyusunan satuan layanan (SATLAN)
Dalam penyusunan satuan layanan bimbingan dan konseling praktikan mengalami hambatan-hambatan dalam pembuatan satuan layanan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan praktikan menjumpai kendala dalam pembuatan satuan layanan. Faktor-faktor tersebut berasal dari dalam diri praktikan itu sendiri. Faktor-fator tersebut antara lain:
1.      Praktikan menggunakan instrumen berbentuk software yang sebelumnya  tidak pernah dijumpai oleh praktikan dan praktikan harus mempelajari sendiri tentang cara pengoprasiannya, sehingga praktikan cukup kesulitan dalam menganalisis DCM.
2.      Praktikan kurang teliti dan kurang jeli dalam menganalisis DCM dan mengakibatkan data-data yang dianalisis eror atau program-program BK tidak keluar dan mengaharuskan praktikan bolak-balik dalam menganalisis instrumen.

  1. Latihan Praktik Mengajar   
Dalam latiahan praktik mengajar praktikan juga menemui hambatan-hambatan. Hambatan tersebut berasal dari internal dan eksternal. Dan terdapat juga beberapa faktor yang menyebabkan praktikan mengalami hambatan-hambatan tersebut. Adapun faktor yang menjadi penyebab praktikan menjumpai hambatan-hambatan adalah:
1.      Terbatasnya waktu bimbingan klasikal yang disebabkan karena tidak adanya jam khusus untuk BK.
2.      Tidak adanya jam BK membuat praktikan jarang bertatap muka dengan siswa
3.      Penguasaan kelas merupakan salah satu hal terpenting yang harus dapat dilakukan oleh seorang pengajar yang dalam hal ini adalah praktikan. Akan tetapi hal tersebut tidak mudah dilakukan. Hal ini disebabkan karena ada beberapa siswa yang cenderung menyepelekan mahasiswa yang sedang praktik mengajar.
4.      mahasiswa praktikan belum mengetahui sejauh mana kemampuan dan karakteristik siswa dalam menerima materi layanan.
5.      kurangnya pengetahuan praktikan karena masih dalam tahap belajar

  1. Bimbingan Belajar/ Ekstrakurikuler
1.      Pada saat proses belajar mengajar berlangsung, bimbingan belajar juga diperlukan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan. Akan tetapi hal tersebut tidak dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien, karena keterbatasan waktu pengajaran tiap harinya. Sedangkan di luar waktu pengajaran praktikan juga harus melakukan kegiatan lain yang tidak kalah pentingnya.
2.      Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan intra sekolah yang wajib diikuti oleh mahasiswa praktikan. Namun dikarenakan masih barunya mahasiswa di dalam lingkungan sekolah, jadi hal tersebut menjadikan mahasiswa praktikan kurang dapat langsung terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler. Jadi selama mengikuti kegiatan tersebut, praktikan lebih banyak mengamatinya saja. 

  1. Partisipasi Di Sekolah Latihan
 Selain kegiatan latihan mengajar, praktikan juga harus ikut berpartisipasi dalam setiap rangkaian kegiatan yang dilaksanakan di sekolah latihan. Akan tetapi, hal tersebut tidak jarang mengalami suatu kendala yang disebabkan oleh kesibukan para mahasiswa praktikan yang beraneka ragam di luar jam sekolah. Oleh karena itu, tidak semua mahasiswa praktikan dapat mengikuti setiap rangkaian kegiatan yang dilaksanakan di sekolah latihan. Faktor dari sekolah latihan itu sendiri juga sangat mempengaruhi. Dikarenakan organisasi disekolah latihan sudah terorganisir dengan baik, sehingga banyak kegiatan di sekolah sudah dapat dikoordinir oleh para siswanya. Oleh karena itu, mahasiswa praktikan tidak dapat terlibat secara penuh di dalamnya.

  1. Proses Bimbingan Dengan Guru Pamong Dan Dosen Pembimbing
Terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab praktikan mempunyai kendala dalam proses bimbingan, terutama bimbingan dengan dosen pembimbing, faktor tersebut adalah:
1.      Banyaknya kegiatan yang ada di sekolah latihan yang mengharuskan mahasiswa praktikan untuk pulang sore dan selain itu dosen pembimbing juga mempunyai banyak kesibukan yang tak bisa ditinggalkan.
2.      kesibukan mahasiswa praktikan dalam mengikuti ekstrakurikuler dan waktu kunjungan yang terbatas, sehingga bimbingan secara intens sampai tataran teknis lebih sering besama guru pamong karena dapat bertemu setiap hari.

BAB III
UPAYA PENANGGULANGAN
MASALAH

  1. Penyusunan Satuan Layanan
Ptaktikan dalam menghadapi masalah-masalah beserta faktor-faktor penyebab yang menghambat praktikan dalam penyusuanan satuan layanan (SATLAN) mempunyai upaya sendiri untuk menanggulanginya. Upaya penanggulangan masalah yang praktikan lakukan adalah dalam penyusunan satuan layanan praktikan mencoba mempelajari dan memahami petunjuk pengoprasian IKMS, dalam menganlisis praktikan lebih teliti, lebih hati-hati dan lebih jeli lagi agar kesalahan dalam menganalisis tidak terulang kembali.
Selain itu praktikan juga sering mengadakan bimbingan dengan guru pamong mengenai administrasi BK, termasuk diadalamnya satlan-satlan Bimbingan dan Konseling. Bimbingan yang diberikan oleh guru pamong sangat jelas, serta contoh-contoh satuan layanan (SATLAN) yang diperoleh praktikan selama kuliah sangat memudahkan praktikan dalam penyusunan satuan layanan (SATLAN) bimbingan dan konseling.

B. Latihan Prakltik Mengajar
Upaya penanggulangan yang dilakukan oleh praktikan dalam mengatasi hambatan-hambatan yang dialami oleh praktikan adalah:
1.      Menyesuaikan diri dengan lingkungan SMA Negeri 8 Semarang khususnya tentang penerapan teori yang didapatkan dibangku kuliah untuk dapat diterapkan di SMA Negeri 8 Semarang secara faktual dengan melakukan penyesuaian dengan koordinasi dengan guru pamong.
2.      Praktikan bersama guru pamong berusaha mencari jam agar praktikan dapat menyampaikan layanan-layanan BK secara klasikal.
3.      Praktikan berusaha mengadakan pendekatan-pendekatan kepada siswa agar siswa merasa nyaman dengan praktikan sehingga siswa bersedia secara sukarela untuk mengikuti layanan bimbingan kelompok, konseling kelompok dan konseling individu.
4.      Praktikan melakukan konsultasi dengan guru pamong dalam kaitannya dengan penguasaan kelas, praktikan mendapat masukan-masukan tentang cara bagaimana menguasai dan menghedel kelas, selain itu praktikan juga meminta masukan kepada praktikan lainnya agar mendapat ide kreatifitas dalam mengajar di kelas.
5.      Praktikan mempelajari dan memahami materi-materi yang akan disampaikan kepada siswa sehingga praktikan dalam melakukan pengembangan materi akan lebih menguasai dan lebih luwes.
6.      Praktikan lebih memperkaya pengetahuan-pengetahuan dan memperluas informasi tentang materi-materi yang berkaitan dengan BK dan perkembangan siswa.
7.      Sebelum pelaksanaan latihan praktik layanan bimbingan dan konseling secara klasikal, guru pamong terlebih dahulu memberitahukan kepada praktikan agar dapat mempersiapkan materi yang akan di sampaikan kepada siswa. sebelum pelaksanan latihan praktik mengajar praktikan menemui guru pamong terlebih dahulu untuk berkonsultasi tentang  satuan layanan (SATLAN) yang praktikan buat.

  1. Bimbingan Belajar  dan Ekstrakurikuler
Upaya yang dilakukan dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan bimbingan belajar adalah praktikan sering mengadakan pendekatan dengan siswa dan melakukan orientasi tentang pengertian, tujuan manfaat dari kegiatan bimbingan kelompok, konseling kelompok dan konseling individu, sehingga siswa lebih tertarik dengan bimbingan belajar yang diberikan oleh BK.
Sedangkan dalam hal ekstrakurikuler, praktikan menyempatkan waktu untuk mengadakan bimbingan dan mengikuti ekstrakurikuler yang dipilih dan mengajak siswa yang aktif maupun siswa yang tidak aktif  di dalam kelas, untuk melaksanakan bimbingan kelompok di luar kelas di tempat yang sesuai untuk melakukan bimbingan.

  1. Partisipasi  Di Sekolah Latihan
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah partisipasi di sekolah latihan, praktikan bertanya pada pihak sekolah tentang apa yang dapat dilakukan oleh mahasiswa praktikan dalam kegiatan-kegiatan yang berada pada sekolah latihan.

  1. Proses Bimbingan Dengan Guru Pamong Dan Dosen Pembimbing
Upaya yang dilakukan oleh praktikan dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dalam proses bimbingan dengan dosen pembimbing adalah praktikan sering mengadakan bimbingan dengan guru pamong mengenai administrasi Bimbingan dan Konseling, pembuatan satlan-satlan dan satkungnya dll. Sehingga walaupun praktikan jarang mengadakan bimbingan dengan dosen pembimbing dan jarang bertemu dengan dosen pembimbing, praktikan tetap mendapatkan masukan-masukan dan pengetahuan-pengetahuan baru tentang BK yang tidak didapatkan oleh praktikan selama mengikuti perkuliahan. Sehingga dapat menambah wawasan dan lebih memperkaya pengetahuan bagi praktikan dan apa yang didapat oleh praktikan akan sangat berguna sekali untuk ke depannya nanti saat praktikan benar-benar menjadi guru BK.

BAB IV
PENUTUP


A.                Kesimpulan
Dalam pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 8 Semarang yang dilaksanakan sejak tanggal 27 juli sampai dengan 9 oktober tahun ajaran 2010/2011 telah berjalan dengan baik, walaupun terdapat hambatan-hambatan dalam pelaksanaan PPL besera faktor-faktor yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan PPL namun mahasiswa praktikan berupaya untuk mengatasinya. Hambatan-hambatn yang dijumpai oleh praktikan saat pelaksanaan PPL adalah penyusunan satuan layanan, latihan praktik mengajar, bimbingan belajar/ekstrakurikuler, partisipasi disekolah latihan, proses bimbingan dengan guru pamong dan dosen pembimbing. Beberapa hambatan tersebut sudah berhasil diatasi oleh praktikan dan dalam mengatasi hambatan-hambatan praktikan mendapat bimbingan dari guru pamong dan berusaha sendiri untuk mengatasi hambatan-hambatan yang dialami, selain itu keadaan lingkungan yang kondusif sangat mendukung praktikan dalam memberiakn dan menyampaikan layanan Bimbingan dan Konseling.
Dalam mengajar diperlukan suatu persiapan yang benar-benar matang, baik persiapan dari segi fisik, psikis, penguasaan terhadap materi dan metode pengajaran jadi mahasiswa dituntut supaya benar-benar menguasai semua metode-metode dalam mengajar, mampu menguasai kelas dan mampu menguasai materi, hal ini bertujuan agar kelak mahasiswa praktikan menjadi guru profesional .
Kerjasama antara praktikan dengan pihak sekolah dalam hal ini meliputi guru pamong, siswa dan guru dan karyawan sekolah berjalan dengan baik. Disini praktikan berupaya semaksimal mungkin agar kerjasama yang terjalin antara mahasiswa dengan pihak sekolah tidak menjumpai kendala dan mengalami kesulitan dan semua kegiatan mahasiswa praktikan di sekolah latihan sangat bermanfaat bagi praktikan sebagai calon tenaga pendidik yang profesional. 
B. Saran
1.      IKIP PGRI SEMARANG
·         Peningkatan mutu pelaksanaan PPL
·         Pembekalan PPL lebih ditingkatkan lagi agar mahsiswa saat berada dilapangan tidak begitu kaku
·         Mempererat kerjasama dengan sekolah-sekolah yang berada di semarang dan sekitarnya terutama dengan SMA Negeri 8 Semarang.
2.      SMA NEGERI 8 SEMARANG
·         Sebaiknya di SMA Negeri 8 Semarang terdapat jam BK untuk masuk kelas, karena untuk mengembangkan siswa secara optimal tidak hanya dilihat dari segi intelegensi (pemberian materi) tetapi juga harus di segi psikologis, apalagi siswa SMA adalah golongan remaja yang memiliki rasa keingintahuan yang tinggi sehingga pemberian materi melalui aspek psikologis sangat perlu sehingga perkembangan siswa secara optimal dapat terwujud, selain itu guru BK di SMA Negeri 8 Semarang dapat mengetahui apa yang dibutuhkan oleh siswanya dan dengan adanya jam khusus BK maka siswa dapat merasakan manfaatnya.
·         Perlu ditingkatkan lagi sarana prasarana yang sudah ada maupun yang belum ada, guna mengembangkan peserta didik dalam berkarya.
3.      PRAKTIKAN
·         Tingkatkan lagi pengetahuan-pengetahuan dan perdalam lagi materi-materi yang telah didapat dibangku kuliah sehingga pada saat PPL lebih siap baik secera psikologis maupun seacara intelegensi
·         Manfaatkan dan kembangkan pengalaman yang didapat saat PPL sebagai bekal untuk  menjadi guru profesional.


REFLEKSI DIRI

Syukur alhamdulillah, praktikan ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan anugrahnya sehingga praktikan dapat menyelesaikan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 8 Semarang.
Praktik Pengalaman Lapangan merupakan kegiatan yang wajib untuk diikuti oleh seluruh mahasiswa IKIP PGRI SEMARANG yang bertujuan agar mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat dibangku perkuliahan dengan menerapkannya di sekolah latihan. Dalam pelaksanaan PPL, praktikan harus mampu mengaplikasikan prinsip-prinsip pendidikan berdasarkan kompetensi paedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.
Di SMA Negeri 8 Semarang, praktikan mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang benar-benar berbeda dari teori kuliah dan kenyataan yang ada di sekolah latihan. Praktikan benar-benar mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang berharga dari PPL yang dilaksanakan di SMA Negeri 8 Semarang. Ada beberapa persiapan yang harus dilakukan praktikan sebelum melaksanakan PPL antara lain: melaksanakan micro teaching. Selain itu mahasiswa praktikan juga memperoleh pembekalan selama dua hari dengan maksud agar mahasiswa praktikan nantinya dapat melaksanakan PPL dengan baik dan dapat membuat perangkat pembelajaran seperti SATLAN, Program Tahunan, Program Semesteran, Program Bulanan, Program Mingguan dll.
Penerjunan mahasiswa praktikan dilaksanakan pada hari selasa 27 Juli 2010 di Gedung Pusat IKIP PGRI Semarang, dilanjutkan koordinasi dengan koordinasi dosen pembimbing dan pemilihan koordinator atau ketua PPL selama di sekolahan latihan nanti. Dilanjutkan penyerahan mahasiswa praktikan  tanggal 27 Juli 2010 jam 09.00 di ruang Multi Media SMA Negeri 8 Semarang didampingi oleh dosen koordinator PPL di SMA Negeri 8 Semarang. Kehadiran kami disambut dengan baik dan ramah oleh pihak sekolah. Kegiatan yang praktikan laksanakan pertama kali adalah orientasi tentang  sekolah SMA Negeri 8 Semarang, observasi kondisi geografis sekolah dan menempati ruang aula yang kami sebut dengan sebutan base camp yang telah disediakan oleh pihak sekolah SMA Negeri 8 Semarang. Kemudian hari berikutnya, yaitu melanjutkan observasi, yang mana observasi satu minggu dan dilanjutka konsultasi. Dalam observasi praktikan mengobservasi banyak hal di sekolah latihan meliputi: keadaan fisik sekolah, keadaan lingkungan sekolah, bidang pengelolahan administrasi.
Pelaksanaan program bimbingan dan konseling (BK) di SMA Negeri 8 Semarang sudah berjalan dengan baik, sarana dan prasarana sudah dikatakan baik,seluruh tenaga pendidik dan karyawan sudah mengemban tugasnya dengan baik sesuai denga bidangnya. Hanya saja untuk jam khusus BK masuk kelas ditiadakan, yang akhirnya berdampak pada tidak maksimalnya peran dan fungsi BK.
Praktikan menyadari bahwa sebagai calon konselor sekolah, praktikan masih perlu ”pelatihan” praktikan juga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada ibu Ganefiani yang sudah meluangkan waktunya dan dengan sabar membimbing praktikan, tak lupa pula praktikan ucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Soegeng Ysh, M.Pd. selaku DPL, dan seluruh guru BK di SMA Negeri 8 Semarang dan segenap keluarga besar SMA Negeri 8 Semarang yang telah memberikan berbagai pembelajaran.
Demikian yang dapat praktikan sampaikan apabila ada kesalahan penulis ataupun kata-kata yang kurang berkenan, praktikan mohon maaf sebesar-besarnya. Semoga laporan pelaksanaan PPL di SMA Negeri 8 Semarang dapat bermanfaat bagi kta semua.

                                                                                                Semarang,     Oktober 2010


           Guru Pamong                                                                         Praktikan



  Ganefiani                                                                  Muhammad Fathurroji
NIP. 19631108 198601 2003                                                     NPM. 07110318